Thursday, March 5, 2009

Pengarahan diri-sendiri

PengembanganDiri

Mengarahkan diri sendiri (self direction) berarti kita bertindak dengan kebebasan tanpa dipengaruhi oleh apa saja yang sudah sejak lama tertanam dalam benak, sehingga ia merupakan penghalang. Dalam bertindak kita melangkah bebas dari apa yang didapatkan pada masa pertumbuhan, sehingga dapat melihat dunia seadanya dan bukan sebagaimana yang seharusnya seperti yang ditanamkan dalam masa kanak-kanak.

Pengarahan diri-sendiri bukan berarti lantas kita menolak semua nilai yang didapatkan pada masa pertumbuhan, melainkan untuk melihat, menilai, lalu menentukan sendiri apa yang terbaik untuk diri kita sendiri di masa kini.
Sebelas Penghambat

Sebelas pengaruh yang dapat menghambat, malahan menghancurkan potensi yang ada dalam diri kita untuk melangkah maju.
1. Kecenderungan untuk membebek, mengikuti pendapat orang lain, walaupun kita sebenarnya tidak menyetujuinya.
2. selalu saja merasa malu, merasa tidak enak, walaupun tidak melakukan kesalahan.
3. Jauh lebih penting bekerja untuk sekadar mencari makan dan kemudian mendapatkan kemudahan dari pada melakukan pekerjaan yang memang memberikan kepuasan batin.
4. Selalu memberi penjelasan pada orang lain tentang apa saja yang dikerjakan.
5. Mempunyai perasaan seakan-akan lebih banyak orang yang membenci dan tak menyukai.
6. Selalu ingin menolong, memberi jasa meskipun ia sebenarnya tidak mau (karena bantuan akan mengganggu dirinya).
7. Selalu cemas, apa yang akan dikatakan orang lain terhadap diri sendiri.
8. Apapun yang tejadi, selalu berusaha tetap pada waktunya, sehingga tujuan hidup yang utama adalah untuk menepati waktu.
9. Selalu merasa tidak enak untuk menanyakan sesuatu.
10. Merasa sulit untuk meminta pertolongan, dan jarang ada yang mau menolong.
11. Merasa malu kalau menanyakan kamar mandi (WC) -saat berada di rumah orang lain-sehingga selalu menderita menahan apabila ingin ke kamar kecil.
Apa yang baru disebutkan di atas tadi adalah beberapa contoh tentang gejala Rasa Rendah Diri. Tentu saja kita dapat mengubah cara berpikir serupa itu. Ini adalah apa yang tertanam jauh di bawah sadar sehingga merupakan penghalang, malahan amat merusak.
Banyak cara telah di kemukakan para ahli, bagaimana untuk menghilangkan semua yang merusak atau hal negatif dalam dirikita, akan tetapi yang paling utama adalah mengadakan perubahan itu pada saat ini juga. Mulailah meyakinkan diri sendiri, sebenarnyalah diri kita mempunyai potensi.


Beberapa Langkah
Pengembangan / Mengarahkan
Diri Sendiri


Anggapan Positif
Pada Diri Sendiri

Penting sekali untuk memiliki anggapan positif pada diri kita sendiri, tentu saja ini berdasarkan kenyataan dan bukan khayalan. Kita buat penilaian tentang diri sendiri, apakah kita ini pribadi yang positif atau negatif, janganlah menipu diri sendiri. Kemungkinan banyak yang harus kita perbaiki, banyak yang harus kita tingkatkan, banyak yang belum kita lakukan, sedangkan kita sebenarnya mempunyai kemampuan. Pemikiran yang negatif tentang kemampuan diri sendiri akan membatasi kita dalam berprestasi.

Berpikir Positif
Kita pun harus bertanggung jawab atas apa-apa yang sedang berlangsung dalam pemikiran. Dalam arti kata tanggap dalam melihat semua kemungkinan yang setiap saat dapat saja terjadi. Banyak orang yang tidak tanggap akan keadaan, apakah itu keadaan diri sendiri atau lingkungan tempat mereka berada. Sehingga mereka seringkali kehilangan kesempatan yang baik, apakah itu kesempatan untuk belajar atau mendapat pengalaman yang baru, malahan kesuksesan dalam materi.

Kita bukan hanya berpikir positif, tetapi terlebih bertindak positif. Tatkala kita mengatakan pada diri sendiri, "Saya adalah pribadi yang berpotensi --Saya adalah pribadi yang mempunyai kemampuan-- mungkin pada saat yang bersamaan lalu timbul pemikiran, aaah tapi bagaimana ya? Saya sudah seringkali gagal," maka pemikiran yang negatif serupa ini jelas adalah peninggalan masa pertumbuhan, karena sebagai anak kecil kita memang selalu mengalami berbagai benturan.

Panjang Akal
Yang dimaksud dengan panjang akal (resourcefulness), tentu saja bukan mereka yang licik dan mempunyai banyak akal tetapi akal busuk. Dalam hal ini panjang akal adalah keadaan diri kita yang selalu berusaha mencari jalan keluar dari kemelut yang dihadapi. Jadi dalam melakukan sesuatu kita pun siap dengan alternatif lain apabila memang perlu. Tentu saja kita tidak mengharapkan kegagalan, namun kita siap menghadapi keadaan yang paling buruk. Sehingga dalam kehidupan kita tidak melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan.



Orang yang panjang akal, dapat melihat setiap kesempatan untuk berkreasi, dalam arti kata bukan semua yang disebut kreativitas adalah hal-hal yang bertalian dengan pekerjaan tangan. Malahan seseorang yang kreatif ini dimulai dari sikap mereka yang tanggap, dapat melihat apa-apa yang tidak dilihat orang lain. Sebagai misal, siapa nyana air yang diambil dari sumber air lalu dimasukkan dalam botol dapat membuat seseorang menjadi jutawan? Apabila kita perhatikan orang-orang yang panjang akal, mereka tidak takut memulai sesuatu yang baru, mereka tidak pemalas untuk memulai lagi dari bawah.

Kita pun mampu menjadi orang yang panjang akal. Langkah pertama, belajarlah memecahkan masalah sendiri, janganlah selalu saja meminta pertolongan orang lain. Kebiasaan meminta pertolongan orang lain, membuat seseorang menjadi invalid dalam jiwa raga. Tentu saja manusia hidup untuk saling tolong-menolong, tetapi janganlah menjadi prinsip hidup untuk seterusnya mengandalkan diri dari pertolongan orang. Ini namanya mau hidup gampangan, sebagai parasit. Kebiasaan serupa ini mematikan seluruh sendi kehidupan.

Sebelum meminta pertolongan orang lain, cobalah sendiri terlebih dahulu. Carilah informasi, apakah masalah yang Anda hadapi pernah juga dialami orang lain? Apakah ada buku tentang masalah yang sedang Anda hadapi? Carilah beberapa kemungkinan untuk pemecahan masalah tersebut. Berpikirlah yang kreatif, carilah isian, mintalah pendapat dan nasehat, dan bukan meminta pertolongan.

Ketekunan
Tanpa ketekunan, rencana dan pandangan serta akal panjang yang ada pada kita semuanya tidak ada gunanya. Namun demikian, ketekunan bukan berati kita harus keras kepala. Karena apabila dilihat memang kita perlu mengubah setrategi, janganlah terus saja tekun....ini namanya bukan ketekunan, melainkan keras kepala.

Ketekunan ini harus dibarangi dengan keluwesan. Banyak dari kita yang akhirnya membuang-buang waktu dan tenaga dalam menekuni sesuatu yang berdasarkan melulu pada ketekunan yang sebenarnya sudah merupakan kekakuan. Apabila kita memang sudah mempunyai tujuan dan cita-cita yang bulat, yang dilandasi dengan pemikiran dan perhitungan yang memang masuk akal, maka jalankanlah dengan penuh keyakinan dan ketekunan.

Jadi ketekunan adalah perpaduan antara ketekunan keluwesan, bekerja keras....kemudian relaks menikmati hasil pekerjaan Anda....bukankah ini memberikan kebahagaiaan tersendiri. Kepuasan batin.

No comments: